Tampilkan postingan dengan label Life. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Life. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Februari 2019

Tips Bijak Menggunakan Sosial Media ala Flash Design Makassar (4 Tahun Indonesia Kreatif oleh Kemenkominfo)


Pada tanggal 25 Januari 2019, saya mengikuti sebuah acara yang sangat bermanfaat yang diadakan oleh Kementrian Informasi dan Komunikasi. Acara yang bertajuk 4 Tahun Indonesia Kreatif yang dirangkaikan dengan lomba flash design (desain poster secara cepat) ini, berlangsung di Hotel Aryaduta Makassar.  Ada berbagai hal menarik yang disajikan dalam acara ini, mulai dari  banyaknya hadiah yang disediakan oleh panitia hingga fasilitator keren yang membawakan materi. Berikut ulasan acaranya.


Ulasan Acara 

Acara dimulai dengan sambutan oleh Dirjen IKP Kemenkominfo RI, ibu Rosarita Nike Widyastuti. Dalam sambutan tersebut disampaikan bahwa bagaimana pesatnya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh berkembangnya industri kreatif yang digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif. Dalam sambutan beliau juga dijelaskan bagaimana pesatnya pertumbuhan media komunikasi oleh pengguna media sosial, sehingga dampak menyebarluasnya informasi dari media sosial tersebut perlu dikendalikan oleh pengguna dengan menggunakan media sosial secara bijak. Acara selanjutnya adalah paparan materi oleh  bapak dar tim komunikasi presiden mengenai lima tipe karakter anak muda zaman now, mereka adalah creator (pembuat), enterpreneur (wirausahawan), explorer (penjelajah), scholar (cendekiawan), dan user (pengguna). 
Fasilitator dari tim komunikasi kepresidenan memaparkan materi tentang anak muda di zaman now
Ilustrator, Hari Prast, menjelaskan teknis lomba flash desain

Acara inti pada workshop ini adalah lomba flash desain yang diikuti oleh banyak desainer-desainer grafis muda, blogger, komunitas-komunitas, aktifis se-kota Makassar. Sebelum lomba diadakan terlebih dahulu dijelaskan teknis dan persyaratan lomba oleh ilustrator ternama Hari Prast. Beliau adalah ilustrator ternama dengan pengikut instagram sejumlah 35,3K yang  juga merangkap sebagai juri lomba desain. Kriteria penjuriannya adalah membuat poster dengan tema 4 tahun Indonesia kreatif dengan pesan yang cukup dan dibuat dengan kreativitas yang tinggi. Poster dapat dibuat menggunakan aplikasi aint, AutoCAD, 3DC.io — 3D Modeling, Adobe Photoshop Lightroom CC, Adobe Photoshop MIX, Corel Draw, Adobe Illustrator Draw, AirBrush, Snapseed, Canva,maupun desain manual diatas kertas menggunakan spidol dan alat tulis lainnya dll. Saya sendiri turut andil dalam lomba desain tersebut menggunakan aplikasi Canva, walaupun tidak menang saya sendiri puas dengan hasil desain saya. 
Poster hasil desain saya pada lomba flash desain menggunakan aplikasi Canva


Dalam acara ini disediakan banyak hadiah menarik oleh panitia. Ada pembagian hadiah buku di awal acara bagi mereka yang berani menyanyikan lagu nusantara secara karaoke dihadapan seluruh peserta workshop. Di tengah acara juga dibagikan buku oleh bapak dari tim komunikasi presiden yang tidak sempat hadir di acara tersebut. Walaupun tidak hadir,  bapak dari tim komunikasi presiden menampilkan dirinya melalui video virtual yang seakan-akan beliau hadir secara langsung di acara tersebut (cukup menarik juga). Tak hanya itu hadiah besar juga diberikan kepada pemenang lomba flash design, berupa uang tunai dan bingkisan menarik dari kemenkominfo. Dan yang paling seru adalah seluruh peserta yang hadir dalam acara tersebut memperoleh sertifikat keikutsertaan, bingkisan menarik berupa tas ransel keren dan uang saku senilai Rp 100.000,-

Hadiah tas ransel keren serta Sertifikat keikutsertaan yang dibagikan kepada seluruh peserta (termasuk saya)
Para pemenang lomba flash desain mulai dari juara harapan hingga juara utama

Foto bersama komunitas blogger Makassar Anging Mammiri

Foto bersama teman geng komunitas

Tips Bijak Menggunakan Sosial Media ala Izran Asnawi

Setelah mendengarkan sambutan dari Dirjen IKP Kemenkominfo RI, ibu Rosarita Nike Widyastuti, mengenai bijak menggunakan sosial media, mata hati saya terbuka selama ini tentang perlunya menyaring informasi yang akan kita peroleh dari dunia maya. Hal tersebut disebabkan dengan mudahnya kabar bohong alias hoaks dapat tersebar dengan mudahnya dalam hitungan detik. Semakin berita tersebut dibicarakan maka semakin populer berita tersebut, sehingga membuat kita percaya seakan-akan kabar tersebut benar padahal tidak valid sumber datanya. Mungkin kita pernah melihat judul berita di beranda Google yang tidak menggambarkan isi beritanya sendiri. Karena judulnya beritanya menarik, maka pembaca tertarik mengunjungi situs tersebut, dan tentunya situs yang banyak dikunjungi oleh pembaca adalah akan menaikkan indeks rating kepopuleran dari situs tersebut. Bila populer, situs tersebut akan banyak memperoleh pendapatan secara finansial. Mungkin kita pernah mengunjungi situs yang iklannya banyak, ya dari situ-lah uang dan pundi rupiah dapat mengalir.  Betapa sesungguhnya penyebar berita bohong memiliki banyak tujuan dari hal yang dilakukannya, antara lain memperoleh kepopuleran dan memperoleh pundi-pundi rupiah. Ingat menyebarkan berita bohong, merupakan pelanggaran UU ITE , yang berisi sebagai berikut (dikutip dari Kompasiana.com :

UU ITE N0.11 Tahun 2008 Pasal 28. (1) setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik, (2) setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukkan untuk menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Satu hal yang juga saya pelajari dari sambutan ibu Dirjen IKP Kemenkominfo RI, bahwa kita harus bijak menggunakan media sosial. Bijaknya pribadi tiap manusia dalam menggunakan media sosial perlu untuk menghindari kebocoran big data yang akan tersebar kepada pihak yang tidak berwenang. Pentingnya untuk bijak dalam menggunakan sosial media juga berdampak pada bagaimana aktivitas dan perilaku kita diatur oleh sosial media. Contohnya saja dengan banyak menonton video Youtube tentang kehidupan artis atau selebgram, pribadi kita akan selalu membanding-bandingkan diri kita dengan gaya hidup sang artis atau selebgram. Secara psikologis, kepribadian kita juga akan terpengaruh dari konsumsi dan tontonan kita di sosial media. Secara positif mungkin akan memberi dampak kepribadian yang baik bagi kita. Namun yang salah apabila konsumsi kita pada sosial media membuat kita menjadi pribadi yang buruk. Hal buruk lainnya yang juga dapat timbul apabila tidak dengan bijak menggunakan sosial media adalah timbulnya rasa malas dan non-produktif bagi diri apabila menjelajah sosial media dan dunia maya dalam waktu yang lama. Nah, maka dari itu kali ini saya akan membahas bagaimana cara mengelola sosial media dan selancar dunia maya kita secara bijak. Mari kita simak, ada empat, yaitu : 

1. Buatlah konten positif di setiap postingan anda
Di zaman milenial ini, sudah tidak seharusnya lagi kita membagikan postingan galau atau sedih kepada teman-teman di media sosial. Juga sudah tidak zamannya lagi untuk membagikan postingan berupa omelan, amarah, emosi, atau kicauan tak bermanfaat. Masalah yang anda hadapi cukup anda yang ketahui dan tidak perlu diketahui orang lain. Sebarkanlah konten-konten positif yang mampu memberi motivasi bagi teman-teman atau pengikut anda. Bagikanlah karya yang telah anda buat kepada teman-teman atau pengikut di sosial media, bukan bertujuan pamer, tetapi memperlihatkan bahwa anda produktif (menghasilkan sesuatu) atau menjadi motivasi bagi yang melihat. Konten positif yang dimaksud disini adalah momen bahagia, karya produktif dari hobi kesenangan anda, kejadian tertentu yang dapat menjadi berita penting, ataupun hanya sekedar membagikan konten lucu untuk menghibur jaringan anda di sosial media.

2. Jangan membagikan konten yang berbau pribadi dan dapat mengganggu privasi anda
Permasalahan pribadi yang anda hadapi cukup anda yang tahu dan tidak perlu seluruh dunia tahu. Bila seluruh dunia tahu permasalahan pribadi anda maka hal itu akan menjadi konsumsi masyarakat dan anda akan menjadi bahan gunjingan. Ingatlah bahwa tiap manusia punya privasi dan personalisasi. Sosial media hanya sebuah tempat untuk menghubungkan anda kepada teman-teman anda. Maka bagilah sesuatu hal yg penting untuk orang tahu, sekali lagi postingan anda mengandung konten positif bukan konten negatif, yang bisa saja menimbulkan perselisihan antara satu sama lain.

3. Jangan terlalu lama menjelajah dan berselancar di dunia maya
Menggunakan telpon pintar secara terus-terusan dianggap hal yang tidak produktif, sebab dalam dunia nyata menuntut kita untuk melaksanakan pekerjaan secara langsung. Misalkan saja anda hanya menghabiskan waktu berbarng di sofa sepanjang hari dengan menatap telpon pintar, sementara banyak pekerjaan rumah yang tidak terselesaikan. Apalagi ketika anda sedang berbicara dengan seseorang secara berhadapan, taruhlah telpon selular anda terlebih dahulu, dan fokuslah pada topik lawan pembicaraan anda. Sangat tidak sopan apabila anda, sambil mengobrol dengan lawan bicara sambil menggunakan telpon pintar. Gunakanlah skala prioritas anda. Apabila obrolan pada telpon pintar anda adalah lebih penting dibandingkan obrolan lawan bicara di depan anda, maka minta izinlah untuk menyelesaikan obrolan di telpon pintar terlebih dahulu.
Sesekali dalam hidup kita, dunia terasa nikmat apabila jauh dari dunia maya ataupun media sosial, walaupun hanya sejenak. Tidak semua momen dan hal harus dibagi ke sosial media. Menikmati momen yang ada di depan kita dan kita hadapi adalah hal ternikmat yang pernah ada, tanpa harus mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto dan mengunggahnya ke sosial media. 

4. Gunakan media sosial secara produktif 
Jadikanlah media sosial anda sebagai wadah yang menghasilkan sesuatu. Misalkan saja, anda dapat menggunakan sosial media untuk berjualan dagangan anda secara daring (tapi ingat, buatlah akun sosial media yang berbeda dengan akun pribadi anda, jangan berjualan di akun pribadi). Atau bagikan momen menyenangkan anda dengan membuat blog perjalanan atau membuat saluran di platform Youtube melalui video blog. Apabila banyak yang membaca atau banyak yang menonton, maka anda dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Atau misalkan saja anda memiliki hobi kesenangan, misalkan merajut, bagilah foto-foto hasil karya rajutan anda di platform Instagram, secara konsisten dengan foto yang bagus. Siapa tahu ada yang melirik karya anda dan tertarik membelinya.

Nah, menurut teman-temin, apakah masih ada tips lain agar bijak menggunakan sosial media ? Ketik komentar kalian di kolom bawah ya ...



Baca selengkapnya

Selasa, 05 Februari 2019

Suara Hati Teman-Teman Difabel Netra dalam Tusiwork Fest 2019


Pada hari Rabu, tanggal 26 Januari 2019 lalu, saya mengikuti acara yang sangat bagus sekali dan sangat memotivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Acara tersebut bernama " Tusiwork Fest 2019" yang dilaksanakan di Go Food Festival Karebosi Link. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas sukarelawan pendidikan bernama Tusiwork dengan kepanjangan "Tunanetra Sighted Network". Yup dari nama kepanjangannya saja sudah kelihatan komunitas ini bergerak di bidang pendidikan terkhusus kepada pemberdayaan kaum difabel netra. Saya sendiri sebenarnya sudah tergabung dalam komunitas ini sejak setahun lalu, dan mengambil peran sebagai guru bahasa inggris, bersama para sukarelawan lainnya.
Acara ini diselenggarakan sebagai wujud akhir terleselesaikannya angkatan pertama kelas pelatihan kepada kaum difabel netra yang diadakan oleh Tusiwork. Kelas tersebut antara lain kelas Bahasa Inggris, kelas Komputer, kelas Pemrograman, dan kelas Literasi (Kepenulisan). Karena acara ini diadakan di area keramaian Go Food Festival, tentunya tujuan acara ini diadakan untuk menyuarakan dan sosialisasi pentingnya persamaan hak antara kaum difabel dan non-difabel, agar kaum difabel tidak memperoleh diskriminasi oleh masyarakat, dan referensi bagi  pemerintah terhadap peningkatan fasilitas publik kepada kaum difabel, utamanya kaum difabel netra. 

Mau tahu keseruan acaranya? Berikut ulasan acaranya

Kemeriahan Acara Tusiwork Fest 2019

Jadi acara ini dirangkaikan atas beberapa kegiatan.  Kegiatan pertama dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an oleh salah satu siswa SLB YAPTI (sekolah tunanetra yg ada di Makassar) yakni Masyita yang berumur 7 tahun. Suara merdu yang dilantunkan Masyita mampu menyejukkan hati sekaligus menggetarkan hati para pendengar yang ada di acara Tusiwork Fest 2019 dan pengunjung Go Food Festival. Masyita sendiri adalah penyandang tunanetra yang mampu menghafalkan Al-Quran layaknya hafidzhah cilik lainnya.
Kegiatan selanjutnya adalah Talkshow Interaktif dengan tema "Prestasi Mengubah Persepsi" yang menghadirkan kepala Bagian Jaminan Kesejahteraan Sosial DinSos Kota Makassar La Heru S.Sos, M.Si, beserta dua orang kaum difabel netra binaan sekolah YAPTI, yakni Nur Syarif Ramadhan dan Riska Arumdapta. Mereka berbagi pengalaman bagaimana keberadaan dan diskriminasi para kaum difabel netra ditengah publik non-difabel. Sementara sebagai pihak birokrat yang hadir, bapak La Heru menjelaskan bahwa kaum difabel netra perlu memperoleh persamaan hak di tengah diskriminasi oleh kaum non-difabel. Nur Syarif Ramadhan sendiri adalah penyandang difabel netra dengan segudang prestasi dan aktif menyuarakan isu-isu kaum difabel pada berbagai media. Nur Syarif Ramadhan ini telah menyelesaikan pendidikan S2-nya dan membuktikan kepada masyarakat   bahwa kaum difabel juga bisa berprestasi. Penyandang tunanetra kedua adalah Riska Arumdapta. Riska ini adalah alumni sekolah YAPTI yang pandai bernyanyi. Melalui suara merdunya Riska telah meraih banyak prestasi di bidang kompetisi olah vokal nasional. Mereka berdua cukup memotivasi para peserta yang hadir termasuk saya sendiri.

Talkshow Tusiwork Fest 2019 "Prestasi Mengubah Persepsi"

Foto bersama para narasumber Talkshow "Prestasi Mengubah Persepsi". Dari Ki-Ka : Sarah Fadhillah (MC); Makmum Ashari (Ketua Panitia) ; La Heru S.Sos (kepala Bagian Jaminan Kesejahteraan Sosial DinSos Kota Makassar) ; Nur Syarif Ramadhan (juara lomba esay se-asia pasifik) ; Riska Arumdapta (kaum difabel juara lomba nyanyi lokal dan nasional) ; Citra Pratiwi (moderator dan co-founder Tusiwork).

Acara inti selanjutnya adalah peluncuran buku bertajuk "Menembus Batas Jarak Pandang" yang ditulis oleh para kaum difabel netra siswa kelas Tusiwork bersama sukarelawan pengajar. Buku ini berisikan tentang kisah kehidupan sehari-hari kaum difabel netra, yang tentunya dari tulisan mereka tersirat pesan bagaimana sebenarnya masyarakat kaum non-difabel menilai mereka. Selain itu buku ini juga berisi curahan hati mereka tentang seberapa pentingnya menyuarakan hak-hak persamaan kaum non-difabel, agar memperoleh penghidupan yang layak di mata negeri ini. Peluncuran buku ini menghadirkan pembicara yang terlibat dalam penulisan buku ini, salah satunya adalah saya sendiri, bersama Sultan A Munandar (yang juga pengajar kelas literasi), Muhammad Fadhli dan Syarif Sulaiman (penyandan difabel netra). Buku ini sebenarnya merupakan rangkaian tugas para siswa dalam kelas literasi untuk menulis tentang kehidupan mereka yang akhirnya dikumpulkan menjadi satu buku sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi mereka.
Launching Buku "Menembus Batas Jarak Pandang" . Dari Ki-Ka Isran Asnawi (me) ; Syarif Sulaiman (siswa difabel netra Tusiwork) ; Sultan Munandar (pengajar kelas literasi Tusiwork) ; Muh Fadhli (siswa difabel netra Tusiwork).

Acara ini sangat menarik perhatian pengunjung dengan penampilan hiburan musik dari Ruang Baca, serta penyandang kaum difabel netra yang berbakat dalam menyanyi dan musik, yakni Niko, Ade, dan Marsel. Selain itu ada juga acara musikalisasi puisi yg juga dari penyandang difabel netra, Risya. Mereka semua menampilkan keahlian mereka dalam bakat masing-masing, dan tentunya menghibur para peserta Tusiwork Fest 2019 dan pengunjung Go Food Festival yang hadir di acara itu. Para peserta yang terhibur dalam acara ini mungkin menganggap penampilan kali ini spesial sebab para penampil adalah di luar dari biasanya yakni kaum difabel netra. Penampilan dari grup musik ruang baca juga cukup memukau dengan lagu santai mereka namun bermakna, yang berjudul "separuh puisi". Grup musik yang terdiri dari pasangan pria wanita ini aktif melantunkan lagu sambil mengkampanyekan gemar membaca melalui penampilan mereka.
Antusiasme pengunjung dan peserta dalam acara Tusiwork Fest 2019

Foto bersama kaum difabel netra dan para pengunjung acara Tusiwork Fest 2019

Suara Hati Kaum Difabel Netra dan Difabel Lainnya

Acara Tusiwork Fest ini membukakan mata hati kita bahwasanya banyak kaum diluar sana yang membutuhkan perhatian kita, dalam hal kaum difabel netra tidak butuh dikasihani, melainkan butuh dipersamakan hak dan derajatnya dengan kita.
Contoh saja celotehan teman kita Rizka Arumdapta yang juga kaum difabel netra, "dari kecil kita disekolahkan di SD-LB, SMP-LB, SMA-LB, apakah juga terus-terusan akan bersekolah di universitas LB juga ? Makan di restoran khusus LB, menikah dengan sesama LB , bergaul dengan sesama LB juga ?". Memang benar bahwasanya kaum difabel tidak harus bergaul dan berada dalam lingkungan LB secara terus menerus. Mereka butuh untuk keluar dari zona nyaman mereka agar memperoleh hak yang sama antara kaum difabel dan kaum non-difabel.
Kaum difabel tidak harus bersekolah dalam sekolah luar biasa, mereka dapat saja bersekolah di sekolah umum bersama siswa kaum non-difabel. Hal ini bertujuan agar siswa difabel tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan umum. Kaum difabel butuh berada dalam perspektif kaum non-difabel sehingga mereka tidak terus-terusan berpikir bahwa mereka adalah orang dengan keterbatasan, mereka dapat mengatur dirinya sebagai kaum non-difabel yang tidak memiliki keterbatasan dan beraksi layaknya orang normal. Pada dasarnya kaum difabel mampu berkembang tumbuh mandiri dalam keterbatasan yang dimilikinya. Dalam realita masyarakat, kita lah kaum non-difabel yang memetakan letak kaum difabel berada pada tingkat berapa, namun yang seharusnya tidak ada pemetaan tingkat-tingkat yang kita berikan terhadap setiap orang, termasuk kepada kaum difabel.
Contoh lainnya, kaum difabel seharusnya dapat dengan leluasa berjalan sendirian di tengah kota dan tempat umum menggunakan fasilitas yang ada dengan leluasa. Mereka tidak seharusnya berjalan di trotoar tanpa harus takut tertabrak tiang listrik. Mereka seharusnya dapat dengan leluasa menyeberang jalan raya tanpa harus takut tertabrak mobil. Mereka seharusnya dapat dengan mudah naik transportasi umum tanpa harus takut tersesat atau salah jalan. Mereka seharusnya dapat dengan mudah makan di restoran tanpa harus takut salah pesan menu makanan. Mereka seharusnya bersekolah di sekolah umum seperti kaum normal lainnya tanpa harus takut kesulitan belajar karena keterbatasannya dibandingkan siswa yang lain.

Solusinya ? 

Masyarakat kaum non-difabel perlu mengubah perspektif tentang keberadaan mereka, bahwa mereka seharusnya tidak dikasihani, melainkan diperluas ruang geraknya tanpa batas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara jangan pernah merendahkan keterbatasan yang dimiliki kaum difabel. Dengan keterbatasan mereka, justru mampu memaksimalkan indera mereka yang lain. Misalkan kaum difabel netra terbatas dalam melihat, makan mereka mampu memaksimalkan indera pendengarannya, dengan cara aktif bermain musik atau olah vokal. Tak salah bila banyak kaum difabel netra yang sangat berbakat dalam hal bernyanyi dan musik. Karena mereka tak mampu melihat, bukan berarti mereka tak bisa membaca buku dan mengakses komputer, justru mereka dapat mengakses semua hal tersebut, bshkan menjadi penulis yang handal. Saat ini sudah banyak beredar buku audio atau buku elektronik yang dapat diakses oleh kaum difabel netra. Selain itu juga, sudah banyak komputer yang menghasilkan luaran berupa suara yang dapat diakses kaum difabel netra. Dengan prestasi yang mereka hasilkan, sangat patut diapresiasi dan diacungi jempol dan menjadi motivasi bagi kita, bahwa mereka saja dengan keterbatasannya mampu menghasilkan karya, kenapa kita tidak?

Pentingnya peran pemerintah juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Melalui banyaknya media yang menyuarakan hak kaum difabel netra, seharusnya pemerintah mampu mendengarkan aspirasi mereka dengan banyak membangun fasilitas umum yang dapat diakses kaum difabel. Contohnya setiap tanda jalan atau tanda-tanda di tempat umum diselingi dengan huruf timbul, atau lampu jalan yang dapat bersuara sehingga memberi kode kepada kaum difabel apakah sudah dapat lewat atau tidak. Sekolah-sekolah umum juga seharusnya dapat menerima siswa kaum difabel tanpa membedakan atau pandang bulu. Siswa bersangkutan cukup dapat didampingi oleh kaum non-difabel yang dapat membantu aksesibilitas dalam menangkap ilmu dan pelajaran di sekolah, agar tidak mengalami ketertinggalan akibat harus beradaptsi dan sama dengan siswa umum.

Hingga saat ini sudah banyak komunitas-komunitas sosial yang tercatat dalam dinas sosial dalam berperan untuk pemberdayaan kaum difabel. Tugas kita sebagai kaum non-difabel adalah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, guna meningkatkan kesadaran kita terhadap persamaan hak mereka. Selain itu juga kita dapat belajar bagaimana bertenggang rasa dan peduli kepada sesama, sebab manusia adalah makhluk sosial. Disamping itu, kita dapat belajar dan meningkatkan ilmu yang kita miliki dengan  berbagi kepada mereka, sebab "tidak harus sempurna untuk dapat berbagi kepada sesama".


Baca selengkapnya

Minggu, 13 Januari 2019

List 10 Things that Make Me Really Happy


Sebelum saya menuliskan daftar 10 hal yang membuat saya bahagia, saya ingin memberi tahu terlebih dahulu siapa diri saya. Saya adalah introvert-ekstrovert namun saya bukan ambivert, sebab sisi introvert saya lebih menonjol sedikit dibandingkan ekstrovert. Terkadang saya adalah orang yang perfeksionis, namun kelamaan saya berpikir perfeksionisme yang saya miliki bisa menjadi kelemahan bagi saya bila tidak diatur dengan manajemen yang baik, sehingga terkadang saya cukup legowo terhadap apapun hasil dan kondisi yang ada. Walaupun saya menekuni ilmu sains yang membuat kepala botak, namun saya adalah pribadi yang menyenangkan dan lihai berkomunikasi terhadap setiap orang. Minat dan hobi saya adalah kuliner, olahraga, dan fotografi. Hal yang membuat saya bahagia adalah cukup sederhana seperti daftar berikut : 

1. Enjoying My Fave Food a.k.a Nasi Padang

Nasi Padang Restoran Sederhana (pic taken by me)

A food from heaven (pic taken by me)

 
Mie Titi khas Makassar (pic taken by me)

Makanan adalah hal yang paling membuat saya bahagia. Ketika makanan ada di depan mata, apalagi makanan lezat nan favorit, saya merasakan adanya unsur kehidupan. Mie titi adalah makanan terfavorit saya. Walaupun sudah kenyang, namun apabila disuguhi makanan ini, tetap saja dapat saya nikmati hingga lahap. Entah apa yang membuat makanan ini begitu favorit bagi saya, namun tekstur mie yang kering dan garing, kekentalan kuah yang dominan rasa bawang putih, ada potongan ayam yang banyak, beserta sawi hijau yang berbunyi indah bersama kriuk mie kering, semua adalah perpaduan sempurna dan indah dimulut saya. Ketika sedang stress, contohnya ada hal yang diinginkan namun tidak tercapai, pelariannya adalah menikmati makanan ini untuk membangkitkan mood dan semangat. Makanan selanjutnya adalah nasi padang, apalagi ayam goreng berempah beserta sambal hijau ala RM Sederhana, adalah kebahagiaan yang tak terkira ketika semuanya sudah masuk dalam mulut. Tak lupa pula sayur nangka beserta daun singkong yang begitu familiar di mulut. Belum lagi nasi yang basah oleh kuah kari, mantapnya luar biasa. Makanan ini saya nikmati apabila lagi benar-benar lapar dan akan melaksanakan aktivitas yang penting setelahnya, ataupun telah menyelesaikan satu hal penting dan perlu selebrasi untuk merayakannya. Sambal matah? Ini mah makanan wajib yang harus ada di meja makan saya tiap saat. Berhubung saya tinggal sendiri dan masak sendiri, sambal matah adalah pelengkap makanan yang cukup penting dan harus ada. Rahasia enaknya cukup sederhana, cukup cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan jahe yang dihaluskan kemudian tumis beri garam dan gula, jadi deh...


2. A Lot of Good Pic in My Inventory



It is always about coffee (pic taken by me)

It is always about coffee (2) (pic taken by me)

It is always about food (pic taken by me)

Bahagia itu tidak harus mahal, hal sederhana saja contohnya punya stok foto kece di handphone itu sudah membuat saya bahagia. Stok foto kece contohnya seperti apa? Karena saya adalah food lover maka salah satu hal yang kece bagi saya adalah foto makanan dengan fotografi hidup di dalamnya. Tentunya saya mengambil gambar tidak dengan asal jepret sana sini, tapi memperhatikan hal-hal penting dalam fotografi. Waktu itu saya pernah mengikuti workshop still life photography by kak Winarniks, dari situ saya belajar banyak  bahwa apapun gadget yang kita punya untuk mengambil gambar, hasilnya akan tetap sama bagusnya apabila memperhatikan trik-trik tertentu. Belum lagi, foto diri sendiri yang diambil oleh teman dan  hasilnya sangat memuaskan saya. Hasil foto yang memuaskan adalah pengambilan sudut angle yang baik sehingga mampu membuat tampil baik di kamera dan meminimalisir kekurangan  saya (sebut saja chubby, tampak gemuk , atau kaki dengan shape of O hahaa... ) dan latar belakang yang bagus dan unik. Berhubung saya selama ini hanya mengambil gambar melalui HP, maka wishlist saya adalah memiliki kamera instagrammable suatu saat agar tampil kekinian. Mengapa hal tersebut membuat saya bahagia? Sebab gambar indah yang diambil oleh diri sendiri dan hasil usaha sendiri, adalah suatu kepuasan dan kebanggaan yang timbul dalam diri sendiri. 

3. Listen to Music (while imagine that you are the singer and perform on the stage)

Source : Frontiers

Music is all about communication and release stress, yup thats true! Alunan musik yang dipadukan suara yang indah menjadi suatu kesatuan membentuk karya seni yang dapat dinikmati dan tak ternilai harganya. Akhir-akhir ini saya sering menikmati alunan musik dari penyedia aplikasi bernama Joox, sebab aplikasinya ringan, terdapat lirik, banyak pilihan lagu, dan hemat paket data. Penyanyi favorit yang saya kagumi akhir-akhir ini adalah Michael Buble, Sam Smith, dan Clay Aiken. Lagu dan suara mereka mampu menghipnotis pikiran saya untuk berangan-angan bahwa saya menyanyi di atas panggung dengan karakter vokal dan suara yang sama dengan mereka. Kalau dari Michael Buble saya paling suka dengan lagu Lost dan To Love Somebody. Suara beliau cukup ringan, ada unsur jazzy, tidak tinggi-tinggi amat namun memiliki dinamika yang khas dan menjadi karakter dirinya untuk menghibur sang penggemar. Karena saya adalah seorang singer wannabe yang tak bakal kesampaian, terkadang saya berangan-angan bernyanyi seperti dia dengan gaya yang santai, nyaman, dan ringan namun tetap memikat. Sam Smith ? siapa sih yang tidak kenal dengan satu ini? Suaranya yang terkenal tinggi, banyak vokal akrobatik, dan head voice yang khas menjadi singer favorit saya, apalagi di lagu too good at goodbyes yang banyak bengkok-bengkoknya. Clay Aiken ? hmmm... terkadang setelah lagunya selesai saya dengarkan, saya standing applause sendiri di tempat (lebay banget yakk... hahaa, tapi emang bener lho). Lagunya berkali-kali saya putar dan tak pernah bosan. Suaranya? Waduh ini mah indah, sangat merdu, menggelegar, dan terkenal dengan suaranya yang tinggi plus teknik vokal yang jempol. Lagu yang paling saya suka dari beliau adalah without you cover version by Mariah Carey. Dengerin lagu ini versi beliau memang benar-benar membuat saya menangis. Menangis karena benar-benar pesan yang tersampaikan dan bakat vokal yang menakjubkan sambil dalam otak berpikir bahwa “ada yaa orang yang suaranya bagus banget kayak gitu...”. Hal ini membuat saya bahagia tentunya dengan mengubah mood saya ke arah positif sebab emosi yang timbul dari alunan lagu.

4. Finishing Workout Program (Running or Freeletics)

Run run run

Sesaat ketika menulis artikel ini, saya baru saja menyelesaikan latihan olahraga. Ya, saya adalah workout freak walaupun tubuh saya tidak kunjung-kunjung ideal karena seorang tukang makan. Namun sensasi ketika telah menyelesaikan workout (ntah berupa lari marathon atau body training seperti cardio atau strength), dengan kelelahan dan keringat yang membuat basah pakaian itu, memberi kepuasan tersendiri bagi saya. Kepuasan yang ada tak ternilai harganya ketika kerja keras dan kelelahan yang ada, namun semua terbayarkan ketika latihan telah selesai. Jujur saja memulai latihan atau mengumpulkan semangat untuk olahraga sangatlah berat. Ketika latihan sudah berlangsung dan mulai capek, dalam hati sempat berpikir “ini latihannya kapan selesainya ya?”. Intinya adalah ketika latihan berlangsung kita juga dihadapkan oleh gejolak emosi sehingga disitulah letak kita bagaimana mengontrol emosi. Mengatur emosi untuk tetap menjalankan latihan agat tetap sesuai instruksi dan tidak menyerah di tengah-tengah perjalanan adalah hal terberat yang perlu dilakukan. Hingga akhirnya waktu selesai latihan telah tiba, saya merasa bahwa saya adalah pemenang dan disitulah letak kebahagiaannya.
Saya ingin memberi contoh, ketika saya mengikuti event lari pertama saya yaitu Bira Run tahun 2017 sejauh 7 KM. Seumur-umur saya belum pernah lari sejauh itu dan tiba-tiba memberanikan diri mengikuti event ini karena merupakan event terbesar yg diadakan di kampung halaman saya. Diawal-awal 2 KM saya cukup excited menjalani lari, namun hingga akhirnya tiba pada tantangan  untuk berlari pada trail tanjakan menaiki bukit yang cukup tinggi. Disitulah saya bergejolak dengan emosi, “ya Allah rute tanjakan ini kapan selesainya?” Saya pun  bergejolak dalam hati bahwa saya tidak boleh berjalan ataupun beristirahat dan tetap harus berlari hingga garis akhir. Rute tanjakan pun telah selesai, namun kami harus berlari sesuai rute untuk melewati garis pantai. Jujur saat itu saya berpikir sudah sangat ingin berjalan karena sudah ngos-ngosan, namun tetap saya bergejolak dengan emosi untuk melawan itu. Hingga akhirnya sebagai solusi saya cukup berlari dengan kecepatan rendah agar mampu tetap menjaga stamina sampai garis akhir. Semangat saya pun muncul karena dari pelari lain yang tetap semangat hingga menular ke saya. Saya berlari dengan kecepatan rendah hingga pada 1 KM terakhir, melewati tanjakan kembali namun tetap ngos-ngosan, jantung sudah hampir lepas, sudah berasa mau mati, dan lagi-lagi dalam hati berpikir bahwa garis akhir kenapa belum muncul-muncul juga. Hingga akhirnya pada sekitar 500 m yang tersisa, saya bertemu dengan teman saya yang juga berjuang untuk mencapai garis akhir. Masih ada tanjakan di depan kami dan kami pun bersama-sama bergandengan tangan agar berlari dengan kecepatan yang sama sebab garis akhir tinggal sedikit lagi. Disaat garis akhir sudah muncul depan mata, semangat saya kembali bangkit dan kecepatan lari saya meningkat. Ketika mencapai garis akhir saya pun dikalungi medali dan disitulah saya benar-benar merasa sebagai sang  juara (walaupun bukan benar-benar juara yang memperoleh hadiah utama) karena telah mengontrol emosi selama perjalanan. Kebahagiaan yang ada tak ternilai ketika saya merasa bahwa telah menyelesaikan satu tugas berat ini. Kebahagiaan itu memang tak dapat dibeli. Cukup dengan menyelesaikan tugas berat sudah membuat kita berbahagia. 

5. Visiting a new place a.k.a Travelling



Some day in Taipei City

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka traveling apalagi beramai-ramai atau rombongan. Namun traveling itu jadi begitu menyenangkan ketika dilakukan bersama orang yang kita senangi dan sehati. Apalagi melakukan traveling seorang diri, sensasi kebahagiaannya menjadi berkali lipat luar biasa ketika mengunjungi tempat-tempat yang baru dikunjungi. Saya pernah melakukan traveling seorang diri ke Taiwan untuk menjalani tugas volunteer. Memang tidak membutuhkan biaya yang sedikit, namun saya telah cukup menabung untuk melakukan hal itu. Saya juga waktu itu menerapkan traveling hemat selama perjalanan agar tidak banyak biaya yang terbuang sia-sia namun tetap berkesan dan nyaman. Saat perjalanan ke Taiwan, pesawat saya transit di Singapura selama 18 jam dan saya pun memanfaatkan kesempatan itu. Dengan modal uang SGD 30 (sekitar 300 ribu rupiah) saya dapat keliling singapura dengan naik MRT, menuju Merlion Park, menikmati es krim potong, jalan-jalan disekitar Charles Statue, keliling terminal bandara changi, nginap di bandara, dan memanfaatkan segala fasilitas bandara. Letak kebahagiannya adalah ketika kita mengunjungi suatu tempat dengan pemandangan yang berbeda (dengan lingkungan sehari-hari kita lewati) dan menakjubkan. Contohnya ketika saya mengunjungi Merlion Park pemandangannya saat indah dan diseberang sungai terdapat Marina Bay Sands dengan gedung yang saya tak habis pikir bagaimana membangung gedung seunik itu. Saat mengunjungi pantai Kuta Lombok, saya melihat pantai pasir putih yang sangat bersih dengan laut yang biru, dan pinggir kiri kanan pantai ada pemandangan hutan yang hijau. Ketika berada di pantai itu saya berpikir “subhanallah tempat ini indah banget”. Pertama kali jalan-jalan ke kota Tua Jakarta, saya juga cukup senang sebab bentuk bangunan yang cukup unik dan banyak kuliner memanjakan lidah yang dapat dicicipi. Jadi letak kebahagiaannya dimana? Keindahan tempat yang baru dikunjungi tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuat saya bahagia.  

6. Sharing Knowledge

A moment KKN di Kab Tanah Datar, Sumatera Barat

Poin yang satu ini cukup krusial. Mengapa? sebab berbagi ilmu menunjukkan seberapa besar ilmu yang kita peroleh dan membuat kuantitas ilmu tersebut menjadi semakin banyak. Ya, ilmu yang kita bagi tidak akan berkurang justru akan menjadi semakin banyak. Ketika saya mengajar bahasa inggris kepada siswa sekolah dasar di Taiwan, para siswa banyak mengucapkan terima kasih kepada saya ketika program kegiatan volunteer telah selesai (secara langsung maupun simbolis). Hal tersebut sebagai bentuk semangat baru bagi mereka karena merasa senang sek. Saat ini pun saya sedang aktif dalam kegiatan volunteer mengajar bahasa inggris kepada siswa tunanetra. Adalah kebanggan tersendiri bagi saya yang mampu mengajarkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Kebahagiaan muncul ketika kita merasa telah memberikan ilmu dengan baik dan respon dari siswa cukup berkesan baik. Kebahagiaan tersebut muncul karena dalam diri ada rasa bangga telah menjadi bagian terciptanya anak bangsa yang cerdas dan bermanfaat. Cita-cita saya adalah menjadi seorang guru karena alasan tersebut. Hingga saat ini saya belum memperolehnya, namun saya yakin dengan kerja keras maka mimpi tersebut dapat saya wujudkan.  

7. Meet A New People and Enjoying Talk to Them

Different race, different culture

Sebenarnya saya adalah orang yang dominan introvert, namun tidak dapat dipungkiri bahwa saya juga membutuhkan teman dengan visi misi serta karakter yang hampir sama. Jujur saja, sahabat saya tidak banyak, namun saya tetap menjalin hubungan pertemanan dengan siapa saja. Ketika bertemu sahabat tentu akan membuat saya merasa senang, namun kebahagiaan berkali lipat bila bertemu teman baru dengan karakter cocok dengan kepribadian kita dan juga cocok saat diajak ngobrol. Entah kenapa bertemu teman baru memberi kebahagiaan tersendiri, mungkin merasa karena segala sesuatu yang baru adalah menyenangkan dan memberi semangat baru.

Kebahagiaan itu kita yang rasa, kita yang ciptakan, dan kita yang nikmati. Sampai di 6 hal ini, saya merasa kesulitan mencari hal kebahagiaan apa lainnya yang benar-benar membuat saya bahagia. Dari situ saya merasa apakah saya orang yang tidak dapat menikmati hidup, sebab salah satu indikasinya adalah apabila kita mampu menciptakan banyak hal kebahagiaan. Hingga akhirnya untuk menulis empat hal kebahagiaan yang tersisa, saya membutuhkan banyak waktu dan cukup berpikir keras untuk menulisnya. Sebab enam hal kebahagiaan di atas adalah hal spontan yang benar-benar saya rasakan selama ini, sehingga cukup mudah dan tidak mengambil waktu banyak untuk memikirkannya.

8. Looking Good from Top to Toe

I do not know wether this is a definition a good looking of me, but i just like to look at it , haha

Setiap manusia punya hak untuk terlihat baik di mata orang lain, termasuk diri saya. Sebenarnya pada dasarnya saya tidak senang bila menonjol saat dilihat orang lain, namun terkadang penampilan adalah tetap nomor satu. Bila kita terlihat baik maka juga akan berpengaruh terhadap diri sendiri. Contohnya saja bila kita merasa cukup bersih dan wangi, maka orang lain didekat kita pun akan merasa nyaman dan memberi aura positif terhadap diri kita serta mampu membangkitkan percaya diri. Namun ada kalanya kita bercermin dan merasa ada yang kurang pada diri kita (mungkin saja karena terlihat gemuk, wajah kusam, atau pakaian terlihat tidak cocok). Hal yang membuat saya bahagia adalah ketika penampilan saya terlihat baik (menurut penilaian saya) dari atas sampai bawah. Saya juga merasa senang bila terlihat kurus atau tirus di cermin, karena membuktikan bahwa olahraga yang selama ini saya lakukan memberi hasil yang memuaskan. Bukannya narsis, tapi begitulah hidup bahwa penampilan yang baik akan mempengaruhi aktivitas keseharian kita dengan baik. 

9. Get a Gift from Someone

Someone gave me a some gift from Korea

Apapun hadiah yang diberikan oleh teman atau keluarga, akan saya syukuri dan simpan dengan baik. Ntah kenapa, bila diberi sesuatu yang telah dibungkus dengan apik tentu akan menimbulkan rasa penasaran, apa isi didalamnya. Apalagi bila isinya adalah sesuatu yang sangat kita butuhkan atau inginkan, dan itu adalah kebahagiaan yang luar biasa. Namun bila isinya adalah sesuatu yang menurut saya biasa saja, saya tetap menghargai keputusan si pemberi mengapa memberi hadiah tersebut. Hal yang membuat saya bahagia  ketika itu memperoleh banyak hadiah dari anak-anak sekolah dasar tempat saya mengajar volunter di Taiwan. Ada yang memberi gantungan kunci, surat pesan dan kesan, gambar tentang diri saya dan mereka, cemilan, dan mainan. Semuanya  mungkin hanyalah hal yang biasa namun saya menghargai usaha tiap anak-anak tersebut untuk memberi saya kenang-kenangan agar tetap disimpan dan diingat, dan tentunya sampai saat ini saya masih menyimpan semua dengan baik. 

10. Money Couldnt Buy My Happiness But It Should Be

Correct ! (Source : http://www.picturequotes.com)

Sebenarnya uang bukanlah hal yang membuat saya benar-benar bahagia. Uang adalah hal yang penting dalam hidup namun uang tidak dapat membeli segalanya termasuk kebahagiaan. Namun tidak dapat dipungkiri ketika menerima uang, apalagi dalam jumlah banyak, tentu membuat kita bahagia sebab kita mampu membeli barang dan jasa yang kita inginkan. Namun sifat dasar manusia adalah tidak pernah merasa puas terhadap apa yang telah diperoleh. Telah memiliki uang banyak namun masih merasa kekurangan. Namun cukup menjadi hal penting bagi kita adalah bersyukur terhadap segala hal yang telah kita miliki, baik sangat merasa kekurangan ataupun berlebihan. Sebab kunci kebahagiaan terletak disitu, apapun yang kita miliki, baik atau buruknya, namun apabila disyukuri maka kebahagiaan yang hakiki dapat kita rasakan. So guys, jangan pernah merasa uang adalah segalanya. Jangan diperbudak oleh uang. Jangan uang yang mengontrol kalian tapi kalianlah yang mengontrol uang.
Baca selengkapnya